Rabu, 16 Juni 2010

Karena Ia Begitu Berarti Bagi Ku

Aku tak sanggup melihatnya menahan perih itu...
Perih luka yang tergores di hatinya...

Ingin sekali aku mengobati luka itu...
Menghapus semua perih yang ia rasakan...

Tapi ia selalu berkata tak mengapa, ia baik-baik saja...
Selalu menutupi luka itu dengan senyum manis nya...
Mencoba mengabaikan perih yang ia rasa...


Sungguh, aku tak tega melihat termenung dalam kesedihan itu...
Kesedihan yang menutupi sinar hatinya...

Ingin sekali aku menyingkirkan kesedihan itu...
Mengembalikan sinar hatinya yang tertutup...

Tapi aku tak bisa...
Aku tak tahu banyak tentang hatinya...
Aku tak tahu apa yang bergemuruh di ruang benaknya...


Ya Allah, apa yang sedang terjadi padanya?
Benarkah ia baik-baik saja?
Kalau iya...
mengapa setiap kali ia tersenyum, yang aku lihat bukan keceriaan yang terpancar dari senyumnya?
ataukah ini hanya perasaan ku?
Aku tak tahu, tapi aku khawatir...


Ya Allah, apa yang menggoreskan luka di hatinya?
Apa yang menyebabkan kesedihan menutupi sinar hatinya?
Aku tak tahu, tapi aku merasa bersalah...
Aku tak dapat menunjukan kepedulian seperti yang ia tunjukan padaku...
Aku tak dapat memberikan kasih sayang seperti yang ia berikan padaku...


Sungguh aku tak kuasa melihatnya seperti itu...
Aku peduli padanya...
Aku menyayanginya...
Aku ingin mengobati luka hatinya...
Aku ingin menyingkirkan kesedihannya...

Ya Allah, berikan ia kekuatan yang ia butuhkan...
Bantu ia menghadapi semuanya...
KARENA IA BEGITU BERARTI BAGIKU...

Selasa, 15 Juni 2010

Permohonan hamba Mu

Ya Allah,apa yang Engkau coba tunjukan pada Ku sekarang?
Apa yang ingin Engkau dapati dari Ku?
Aku tak bisa melihatnya dengan jelas...
Aku tak tahu, Aku bingung...

Kalau Engkau ingin kan Keikhlasan Ku...
Sungguh, Engkau telah mendapati Aku sebagai hamba Mu yang ikhlas...
Paling tidak, hamba Mu yang berusaha untuk ikhlas dan tetap seperti itu...
Ikhlas akan semua jalan yang Engkau tunjukan pada Ku...


Kalau Engkau menghendaki kesendirian bagi Ku, Aku ikhlas...

Tapi Aku mohon...
Jangan pernah Engkau bosan mendengar rintihan hati Ku...
Ketika tak ada telinga yang bisa kupercayakan untuk mendengarkan nya...
Jangan Engkau biarkan rintihan hati Ku hanya terdengar oleh sunyinya malam...
Terabaikan, tak Engkau dengar...

Aku mohon...
Izinkan Aku untuk selalu meluapkan air mata kesedihan di hadapan Mu...
Ketika air mata itu tak dapat Ku luapkan pada siapapun...
Izinkan Aku untuk selalu menjadikan Engkau tempat Ku bersandar...
Di kala hati ku lelah, tak kuasa menahan beban sendiri...

Aku mohon...
Pinjamkan Aku sedikit saja kekuatan Mu...
Ketika tak ada lagi yang bisa meminjamkan kekuatan nya untuk Ku...
Agar Aku bisa terus berdiri tegar, sendiri...
Di depan semua orang yang membutuhkan Ku, menghadapi semua masalah...

Ya Allah, Aku mohon...
Karena Aku hanyalah hamba Mu yang lemah...

Rabu, 09 Juni 2010

Biar Tak Ada yang Tau

Dua kali sudah Ku buka pintu itu...
Berharap ada yang tahu apa yang terdapat di dalamnya...
Berharap ada yang masuk dan datang menghampiri Ku...
Ternyata Ku salah berharap bahwa akan ada...

Sekarang, ingin sekali Ku tutup pintu itu...
Ku tutup rapat-rapat, Terkunci...
Biar tak ada yang tau...
Biar tak ada yang datang menghampiri...

Sudah, biarkan harapan Ku sirna...
Agar kesedihan tidak lagi menjadi awan mendung yang menutupi...
Agar kecerian kembali menjadi matahari yang nyata...
Biarkan harapan kosong Ku berhenti...

Cukuplah Aku saja yang tau...
Bersama Allah, sang pemilik apa yang terdapat di dalam pintu itu...
Tak perlu ada yang tau...
Sampai waktunya tiba, biarkanlah tetap seperti itu...

Ya, sampai waktunya tiba untuk itu...
Sampai Allah mengirim utusan-Nya untuk mengetuk lembut pintu itu...
Akan Ku tutup rapat-rapat pintu itu...
Terkunci, biar tak ada yang tau...

Minggu, 17 Januari 2010

Kenangan Jas Hijau Ku - Part 2

Oke ngelanjutin cerita yang udah lama banget ga dilanjutin...

Masa krisis terus berlanjut, sampai akhirnya PENDAFTARAN CAPSIS (Calon Pengurus OSIS) dibuka...
5 hari lamanya kalau ga salah, dari senin sampai jum'at dikasih waktu buat memantapkan hati dan pikiran mengambil formulir...

gue tertarik banget sama tuh formulir, kenapa??

Pertama, gue sempet kesel banget sama TO SOLARIS yang ancur berantakan, menurut gue ancur seancur-ancurnya TO... Gue pengen banget bisa jadi PO yang bisa membuat TO berikutnya lebih baik...gue pengen adik-adik gue nanti ga merasakan hal yang dirasakan SOLARIS saat itu...

Kedua, gue pengen mewujudkan keinginan gue sejak masuk 81, yaitu pengen ngerasain gmana sih rasanya aktif dalam kegiatan non-akademis, sibuk sana sini ngurusin suatu kepengurusan... yang gue rasa kurang gue dapet di KKR...

Ketiga, gue merasa di PO gue bisa ngembangin potensi diri semaksimal mungkin, dengan suara yang didengar dan tindakan yang nyata...



yah...walaupun gue tertarik banget sama tuh formulir, gue tetap ingat kalau status gue masih Anggota KKR, yang dulunya saat dilantik, gue berjanji dan bersedia untuk tidak keluar ditengah jalan dan tidak bisa menjadi anggota kepengurusan organisasi lain(double title)...

gue trus berpikir (bareng 2 rekan KKR lainnya)...
kami trus berpikir...
sampai akhirnya gue dan 1 dari 2 rekan KKR gue, membuat keputusan...

"selama 1 tahun kurang kita jadi KKR, kerjaan kita ga banyak... daripada membuang kesempatan untuk berkembang kenapa kita ga berusaha meyakinkan Ketua KKR untuk mengizinkan kita merangkap sebagai anggota KKR dan PO!?"

kurang lebih begitu...


maka dimulailah perjuangan kami meyakinkan sang Ketua KKR...
3 orang berubah menjadi 2...
Tidak berjalan mulus sampai hari terakhir pengambilan formulir CAPSIS...
Sang Ketua belum mengizinkan...


dalam keadaan bingung, di hari terakhir itu kami memutuskan mengambil formulir CAPSIS...
dan mulai saat itulah perjuangan kami yang tadinya tidak berjalan mulus berubah menjadi Sangat tidak berjalan mulus...



sambil menjalankan tugas baru kami sebagai CAPSIS, kami menghadapi tantangan lain...

hari terus berlalu, kami pun disidang beberapa kali. Selama di sidang kami berusaha meyakinkan Ketua dan DPH KKR bahwa kami tetap ingin menjadi Anggota KKR karena kami masih merasa terikat, kami berusaha meyakinkan bahwa kami bisa merangkap, membagi waktu untuk KKR dan PO. kami berikan semua alasan kami kenapa ingin merangkap. Tapi mereka hanya memberikan 2 pilihan... Keluar KKR atau Keluar CAPSIS.

gue inget betul, selama berbicara di sidang, gue selalu bercucuran air mata...selalu, walaupun udah gue tahan tapi tetep aja keluar ga tau kenapa, mungkin benar kata orang orang, hati ga bisa dibohongi...
gue merasa bersalah banget, gue inget janji saat gue dilantik...gue inget pernah berjuang bersama mereka...tapi gue juga pengen berkembang, ga pengen hidup ditengah-tengah kumpulan yang gue rasa jarang atau mungkin ga pernah mendengarkan suara gue...

"There's only a few who tough enough to fight for their dream"

Gue pengen jadi KKR dan PO...

Gue dan rekan gue terus memperjuangkan itu...
dan selama memperjuangkan itu mereka mulai mencerca kami,wajarlah... gue dan rekan gue tau perasaan mereka, mereka merasa dikhianati...awalnya bisa kami terima, tapi lama kelamaan kami mulai merasa mereka memang sudah tidak cocok lagi dengan kami, kalau memang mereka mencoba mempertahankan kami di KKR seharusnya mereka merangkul kami bukan mencerca terus menerus...

"kalau kau menginginkan semuanya maka kau akan berakhir dengan tidak memiliki apa-apa"

akhirnya, dengan berat hati kami turuti kemauan mereka...
kalau ingin tetap menjadi CAPSIS buat surat pengunduran diri...
paling tidak kami keluar karena dipaksa, bukan murni kemauan sendiri saat itu...
Jadi kami buat surat pengunduran diri kami, dengan ditandatangani diatas materai, disaksikan oleh seluruh anggota KKR...
KAMI BERDUA KELUAR DARI KKR...

"Sometime, you have to do a little evil, in order to do a greater good"




"I have chosen my path...
I have done my best...
I have no regret"